|
Selamat Datang di Jalan Garuda Pejarakan |
Masalah Jalan (akses)di Negeri ini menjadi salah satu
permasalahan utama. Selain luasnya daerah dari sentral pemerintahan, bisa jadi
banyaknya jalan-jalan yang rusak karena tidak tanggapnya pemerintah akan
pentingnya sebuah Jalan. Banyak masyarakat dirugikan, sebagaimana Jalan Garuda
di Banjar Dinas Marga Garuda Desa Pejarakan ini.
|
Kawasan Tambak Garam |
Jalan Garuda merupakan Jalan utama perekonomian Desa
Pejarakan. Di kawasan inilah pertambakan Garam terbesar, bahkan satu-satunya
sentra produksi Garam di Bali. Setiap hari puluhan truk pengangkut Garam dengan
beban berat melintasi Jalan Garuda. Sehingga sampai sekarang, kondisi Jalan ini
mengalami kerusakan yang terus menerus, terlebih pada musim hujan.
Selain sebagai satu-satunya jalan distribusi Garam ke
seluruh Bali, ada juga usaha Budidaya Ikan Kakap, Kerapu dan Udang, yang juga
kendaraan pengangkutnya melintasi Jalan Garuda. Sehingga, posisi Jalan ini begitu
penting bagi warga Desa Pejarakan sebagai penggerak perekonomian warga.
Termasuk bangunan publik seperti Sekolah dan Tempat Ibadah juga berada di Jalan
Garuda.
|
Warga Memanen Ikan Kakap |
Berbagai renovasi dalam perbaikan di Jalan ini sudah
berulang kali dilakukan. Hal ini diakui oleh Kepala Dusun Marga Garuda, I Ketut
Nasa. Ia mengungkapakan perbaikan Jalan Garuda sudah sering kali dilakukan,
tapi sifatnya bukan permanen, hanya meratakan jalanan yang berlubang.
“selain beban yang lewat di Jalan ini melebihi kapasitas
kekuatan tanah, kondisi tanahnya juga kurang bagus, orang Bali menyebutnya tanah
Selem,tanahnya labil. Sedikit saja
kena hujan, tanahnya langsung turun, apalagi dengan beban berat yang melintasi
jalan terus menerus” ungkapnya.
|
SDN 06 Pejarakan |
Perbaikan jalan selama ini dengan mengandalkan swadaya dan
kesadaran masyarakat. Seperti pernah dilakukan pembuatan saluran air di dua
sisi jalan sepanjang Jalan Garuda. Namun hal ini diakui oleh Nasa, kesulitan
dalam penggalian saluran tersebut.
“Kondisi tanah yang sering diurug dengan berbagai bongkahan
batu sejak dulu, pembuatan saluran air mengalami kesulitan dengan hanya menggunkan
alat seadanya dari warga, dibutuhkan alat berat untuk membuat saluran yang
bagus” Jelasnya.
Hasilnya, saluran yang dibuat warga tersebut tidak bertahan
lama. Lubang-lubang saluran tersebut saat ini sudah rata kembali dengan jalan.
Karena tidak adanya saluran air, saat musin hujan air tersebut menggenangi
badan jalan, yang tentunya berakibat jalanan yang becek, berlubang, dan
pastinya menyulitkan warga yang melintasi Jalan ini.
|
I Ketut Nasa |
Lantas bagaiamana dengan peran Pemerintah?
Nasa mengaku, sebagai Kepala Dusun, masalah Jalan adalah
masalah utama baginya. Pengaspalan Jalan Garuda, sebagaimana keinginan warga,
bukanlah perkara yang mudah. Namun bukan berarti dirinya tidak melakukan
sesuatu.
“saya sudah pernah berkonsultasi dengan Tim PNPM Pusat terkait
biaya pengaspalan Jalan ini, menurut kalkulasi pribadi saya dengan panjang Jalan
1,2 Kilometer, Lebar 4 meter, dengan ketebalan rabat beton 20 cm, setidaknya
dibutuhkan biaya 1 Milyard. Dana sebesar itu tentunya tidak bisa difasilitasi
oleh Desa, apalagi Dusun” tegasnya.
Selain proposal yang sudah pernah diajukan, Nasa juga sudah
pernah perjuangkan masalah Jalan Garuda ini pada saat pertemuan Gabungan
Kelompok Usaha Petani Garam (Bung Kugar) dengan Dinas Kelautan dan Perikanan
sekitar 4 Bulan yang lalu di Singaraja.
|
Jalan yang Labil dan Bebatuan |
“saya sampaikan jangan hanya bantuan kepada para petani
garam, tolong juga perhatikan Jalan Garuda sebagai satu-satunya Jalan keluar
masuk kendaraan distribusi Garam seluruh Bali” ucapnya.
“kebetulan pada saat rapat disana ada juga perwakilan Dinas
PU. Dan usulan saya langsung ditanggapi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, I
Nyoman Sutrisna, beliau berjanji untuk mencarikan solusi dana, akan bekerjasama
dengan Dinas PU, dan akan dilaporkan ke Pemda Provinsi dan Pemerintah Pusat”.
tambahnya
Kedepannya, Nasa berharap Jalan Garuda diubah statusnya
sebagai Jalan Pemda. Karena mengingat aktivitas Jalan Garuda sudah layak
diangkat sebagai Jalan Pemda. Ada banyak aktivitas perekonomian, aktivitas
sosial kemasyarakatan, Pendidikan, serta aktivitas Konservasi Hutan Bakau
(Mangrove) yang langsung diawasi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Buleleng.
“saya berharap masyarakat Marga Garuda untuk bersabar,
karena Jalan ini tidak bisa saya selesaiakan dengan seorang diri, semoga saja
permasalahan Jalan ini segera ditindak lanjuti oleh Pemda, saat ini saya dan
pemerintahan Desa sedang mengawal untuk perubahan status Jalan ini” imbuhnya.
|
Kondisi Jalan Setiap Setelah Hujan |
Semoga saja harapan warga Pejarakan, terutama warga Marga
Garuda terkait perbaikan jalan ini bisa terwujud. Jalan merupakan urat nadi kehidupan. Karena
jalan begitu penting, maka harus terus diperhatikan sebagai sumber kehidupan.
Bahkan di negeri Cina sana memiliki prinsip, bahwa untuk memajukan peradaban
manusia, bangunlah Jalan sebaik mungkin.
Reporter : A.K Abraham